Analisa 1.
Ini dikemukakan oleh ilmuwan Nazwar Syamsu di dalam bukunya "Alquran Dasar Tanya Jawab Ilmiah". Beliau mengatakan Adam itu ternyata hanya manusia pertama di Bumi, bukanlah manusia pertama di tata surya.
Sebelum bertempat di Bumi, Adam hanya salah satu dari sekian banyak manusia yang sudah ada di planet Sidratrul Muntaha.
Gambar 1 : Google dan penyuntingan.
Surat 2/30 :
"Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
" Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi ".
Mereka berkata:" Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?
"Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui ".
" Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi ".
Mereka berkata:" Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?
"Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui ".
Dan Anda bisa selengkapnya membaca temuan beliau di tulisan yang pernah saya rangkum. Klik di sini.
Analisa 2.
Pendapat kedua ini bersumber dari seorang Agus Mustofa atas kajian tasawuf modernnya. Dalam bukunya "Ternyata Adam di Lahirkan", beliau menegaskan bahwa Adam adalah manusia yang di lahirkan dari mahluk yang lebih dulu ada menghuni Bumi.
Sedikit berbeda dengan analisa pertama, jika Nazwar Syamsu menganalisakan Adam sama dilahirkan tetapi bukan di Bumi tepatnya dari Planet ke 10 yaitu Sidratul Muntaha, namun Agus Mustofa meyakininya itu terjadi di Bumi ini juga.
Untuk keterangan lebih lengkap mengenai analisa yang kedua ini, saya belum sempat merangkumnya. Jadi Anda mungkin bisa cari sendiri melalui Googling.
Analisa 3.
Nah untuk analisa ketiga ini berasal dari saya sendiri. Tepatnya mengambil jalan tengah diantara kedua analisa diatas. Sebenarnya ini pernah saya sampaikan setahunan yang lalu. Tapi tiada salahnya saya diskusikan kembali disini.
Saya meyakini Adam memang di lahirkan, dan berasal dari Muntaha. Namun bedanya, saya disini meyakini bahwa sang Ibunda Adam bukanlah seorang manusia yang sama persis dengan dirinya.
Mungkin beberapa persen ada kemiripan secara fisik tapi tidak sepenuhnya.Dan Adam sendiri dilahirkan dalam keadaan SUJUD.
Apa dalil yang saya pakai ???
Ada 2 dalil. Dalil tersurat dan dalil tersirat.
Untuk dalil tersurat:
Dalam surat 6/38 dan 8/55 disebutkan bahwa
kita manusia bisa di samakan
seperti halnya sebangsa binatang, hanya saja kita ini BERAKAL. Kemudian, dalam
surat 18/50 Jin yang teramat saleh pun bisa digolongkan ke dalam istilah
MALAIKAT.
Maka, begitu pun dengan mahluk yang sudah dulu ada pada saat Adam di
Muntaha itu 2/30, MEREKA kita bisa katakan
disini sebagai mahluk sejenis Adam juga.
Sehingga, dalam hal ini kenapa dikatakan bahwa Adam adalah Manusia
Pertama, karena ia adalah Binatang Pertama YANG wujudnya lebih
SEMPURNA dan di lebihkan dengan AKAL. Yang akhirnya di sebut "MANUSIA".
Untuk dalil tersirat :
Apakah Anda pernah melihat gambar ini beserta penjelasannya ???
Gambar 3 : Google dan penyuntingan.
Kalau menurutku yang paling mendekati kebenaran bahwa Adam dilahirkan adalah analisa 1, karena banyak ayat yang mendukungnya, diantaranya ayat 32/7, 4/1, dan ayat lainnya. Adam dilahirkan oleh ibunya yang juga manusia di Sidratul Muntaha. Ibunya inilah sebagai manusia pertama yang diciptakan ALLAH, dan diabadikan menjadi nama surat yaitu An-Nissa.
BalasHapusAskartasas :
BalasHapusYa itu yg di kemukakan Nazwar Syamsu atas teorinya.
Namun satu hal yg menurut saya keliru dlm pendapat beliau adalah saat ia menganalisakan manusia pertama (wanita) akhirnya bersuami dari lelaki yg di lahirkannya.
Bahkan beliau berpendapat Maryam menjadi Istri Isa saat di pindahkan di planet barunya.
Sementara jelas banyak ayat yg berulang2 mengatakan bahwa Maryam adalah Ibunda nya Isa.
Tidak ada keterangan Maryam akan menjadi Istrinya Isa.
Pendapat itu bisa membutakan seseorang.
Ma'af, aku hanya tertarik pada Qs.18;50 yang anda menyimpulkan bahwa Jin juga Malaikat.
BalasHapus"Kemudian, dalam surat 18/50 Jin yang teramat saleh pun bisa digolongkan ke dalam istilah MALAIKAT".
Aku tidak paham, bagaimana ML bisa berkesimpulan demikian padahal maksud dari ayat tersebut adalah untuk Iblis. Coba kita lihat ;
QS.18;50 : Dan ketika KAMI katakan pada Malaikat ; "Bersujudlah untuk Adam", lalu mereka bersujud kecuali Iblis. Dia adalah dari Jin, lalu fasik tentang perintah TUHAN-nya. .....................
Menurut ayat di atas, maksud kalimat "Dia adalah dari Jin". 'Dia' itu adalah kata ganti untuk Iblis, bukan untuk malaikat.
Salam
Jagona :
BalasHapusSaya tidak menyimpulkan bahwa Jin juga Malaikat.
Simak lagi pernyataan saya di bawah :
Jin yg teramat saleh itu bisa di masukkan ke dalam golongan Malaikat.
Sepertinya dalam keseharian, Anda pasti pernah mendengar seseorang berkata.
"Orang itu benar-benar kayak Malaikat, baik banget".
kurang lebih seperti itu.
ndak tau
BalasHapus